Selama keberadaanku di sini, gelagatku selalu tak karuan setiap kali terbentang kertas kosong atau layar kosong di depanku. Jariku kaku. Mataku kikuk. Seraya pikiranku meringkuk. Perasaanku keruh. Aku merindukan ricuh yang mengetuk perasaanku agar memberi intruksi pada jemari untuk menghasilkan ketik demi ketik. Ketik yang membebaskanku dari peluh. Ketik yang membuatku merasakan sembuh. Sakit sekali rasanya merasakan batinku yang mulai gaduh dan tak membiarkanku memiliki diriku secara utuh.
Aku ingin sembuh.
Aku merindukan teduh, bukan malah nestapa yang terus menerus tumbuh dan bergemuruh.
Aku ingin sembuh.
*
![]() |
Sumber: Dokumen Penulis |
he, awakmu kok tambah ayu?
BalasHapusDia pun sama, tumbuh lebih cantik dan dewasa. Hmm.
HapusIni tidak tahu akan berpengaruh atau tidak padamu, coba membaur dan mulailah mengetik, meski hasilnya takkan sesuai ekspektasi, tapi jam terbang sepertinya akan bicara. Menulislah saja yang hendak kau keluarkan, jika terpikir, segeralah, jangan ditunda, keburu hilang ditelan lupa. Pun saya yang dari kemarin kehilangan sesuatu untuk memulai. Intinya mulai dan kerjakan.
BalasHapus