Who cares?
I know that I miss her. But, in the
other side of me was tryin’ to reject that feeling somehow.
Entah
aku benar-benar merindukanmu, atau aku benar-benar ingin menghapusmu dari
ingatan perasaan rinduku; I don’t know.
Aku tahu kata-kata ini akan membuatmu mual, dimulai dari kalimat ini hingga
kalimat terakhir dalam tulisan ini.
But who cares?
Orang-orang
terlalu sibuk berlalulalang di jalanan yang sumbang, sedang aku berada di
padang tiah yang terambang. Tanpa terusik oleh orang-orang dari tanah sumbang.
Entah…
hanya menulis beberapa kalimat saja sudah membuatku lelah. Jelas sekali, ini adalah
hukuman untuk mereka yang ingin menjadi penulis namun tak pernah menyediakan
satu jam dalam dua puluh empat jamnya
untuk menulis. Payah!
Kurasa
itu wajar bila manusia menjadi payah dalam beberapa waktu. Bukankah kau juga
setuju?
Well,
Bagian
terakhir yang kuingat tentang dirimu adalah: You broke me as hell, as an evil. Didn’t you?
That surprised me.
Aku
hanya tidak menyangka bahwa sesuatu akan membuatku sangat membencimu. Benar apa
kata orang, bahwa yang terdekat adalah yang paling besar memiliki kesempatan
untuk menyayat dengan sangat dalam. Hal itu yang terjadi padaku atas kasusmu.
…atau
berlaku juga dengamu?
Tuhan
masih membungkam kebenaran yang ingin kudengar.
Atau
aku yang terlalu pengecut untuk mendengar kebenaran itu lebih awal?
Payah.
Malamku
sedang payah. Tulisan ini terlalu payah.
Yogyakarta,
Mei 2017
Alicia
T.