Halo, Mei.
Semalam terlalu panjang untuk dinikmati sendirian. Tanpa banyak mengeluh, raga pun tau apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi malam panjang; tertidur pulas di depan layar, tanpa sanggup menyelesaikan segala pekerjaan yang ada di dalamnya.
Ah, maafin gue, Mika.
MIKA.
Sebagai perempuan yang suka ngawur panggil nama orang, yah sebenernya gue cuman masukin mereka yang terpanggil aneh ke daftar "The Agents Of Life"–, Mika adalah nama Agen yang saya beri untuk seseorang. Selamat, kamu termasuk manusia yang terpilih, Mika! Mungkin benar, sudah banyak orang yang memiliki nama Mika di luar sana, but they are not same with my Mika. Jangan setarakan agen saya dengan manusia-manusia biasa di luar sana!
Benar, saya mengancam siapapun yang melakukannya.
THE AGENTS OF LIFE...
Gue dikirim ke Bumi nggak cuman buat belajar gimana cara melakukan respirasi kayak Manusia. Disini gue punya misi, misi yang selalu muncul dalam setiap keadaan yang gue temui. Ada misi dalam jangka panjang, dan ada pula misi jangka pendek. Di antara misi-misi yang gue terima, nggak semua misi bisa gue selesaikan sendirian, dan, ada banyak misi yang hanya akan terselesaikan kalau gue nggak sendirian. Yang Mulia memberikan gue hak istimewa untuk merekrut manusia-manusia di Bumi menjadi agen gue selama gue tinggal di Bumi, The Agents Of Life, manusia-manusia terpilih terkumpul disana.
Bes, Menyek, Kampret, Adambakadabra, Ripin kah Cupentoh, Pol, Vindo, Momo, dan seterusnya. Semuanya adalah agen saya selain Mika, entah kapan saya bisa mengumpulkan semuanya menjadi satu dalam satu misi.
Tapi,
Romannya gue harus berhenti berkhayal, hahaha. Bego.
Well,
Sebenarnya meragukan rencana Tuhan adalah pilihan paling buruk dalam hidup. Saya bicara begini, karena tidak hanya satu kali saya mengalaminya. Seringkali saya memaksakan rencana saya agar memperoleh satu akhir, yaitu akhir yang baik dan benar-benar memuaskan. Tapi, kamu tau, kan, bahwa manusia adalah sebuah titik yang sangat kecil bagi Tuhan? Namun, Tuhan tidak pernah meremehkan sebuah titik milikNya walau Dia sudah menciptakan miliyaran titik di atas kertasNya.
Kamu hanya perlu menjalani apa yang ada di depanmu sekarang.
Masa lalu dan masa depan tidaklah penting untuk selalu dikhawatirkan, karena masa lalu sudah pernah terjadi, dan, masa depan adalah awang. Masamu sekarang akan menjadi berantakan jika kamu selalu mengawatirkan satu atau dua masa itu. Ada yang pernah ngomong gini ke gue, dan ini yang gue tangkap.
Percaya sama Tuhan, tentang duka dan suka yang kamu terima sekarang, kemarin, atau nanti.
Semakin kamu meragukanNya, semakin kamu sulit menghapus kesemuan dari kebahagiaanmu.
Saya pun masih belajar untuk melakukannya.
Jangan ragu untuk berjalan bersama saya,
Tapi kalau kamu menganggap saya sebuah ancaman untuk kehidupan kamu,
Bilang.
Saya bisa pergi sendiri, tanpa kamu harus mengusir saya.
Itu saja,
Selamat pagi, Mei, Mika.